Sabtu, 07 Oktober 2017

Adipati Hadiri Upacara Dewa Yadnya Di Bali Sadar Tengah

(detikberita.info)
WAY KANAN-Sebagai umat sedharma patut memahami serta menghayati kewajiban atau
swadharmanya masingmasing, sehingga keharmonisan dalam menjalankan peran meliputi
Yadnya, Punia dan Kerti selanjutnya menjadi karakter keunikan di Kampung Bali Shadar
Tengah Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan. Sekaligus juga menjadi pilar kokohnya nilai-nilai tradisional ditengah derasnya arus globalisasi.

Makna dari upacara Yadnya ini merupakan salah satu bentuk rasa kebersamaan warga. Karena tanpa rasa kebersamaan karya sebesar itu tidak akan bisa dilakukan dengan maksimal. Karya ini merupakan salah satu
bukti, kalau rasa persatuan dan kesatuan serta gotong royong masyarakat masih cukup baik.

Pemerintah Kabupaten Way Kanan akan memberikan apresiasi terhadap masyarakat
yang berperan aktif ikut mendukung kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Way Kanan, karena dengan adanya dukungan positif dari masyarakat,
pembangunan akan bisa digerakan dengan lebih cepat.

"Saya memberikan apresiasi terhadap Upacara Dewa Yadnya yang digelar masyarakat
Kampung Bali Shadar Tengah ini. Karya ini sebagai upaya lebih menyeimbangkan antara
pembangunan sekala niskala, antara buwana agung dengan buwana alit.
Dengan terciptanya keseimbangan (harmoni) tersebut, Saya berharap kehidupan di tengah-tengah masyarakat khususnya di Kampung Bali Shadar Tengah ini, dan Kabupaten Way Kanan pada umumnya bisa lebih damai." Terang Adipati saat menghadiri kegiatan tersebut.

"Harapan Saya setelah pelaksanaan karya
ngenteg linggih ini akan tercipta tatanan kehidupan yang lebih damai.Kedepan Saya minta agar masyarakat terus memupuk rasa gotong royong dan
kebersamaan yang telah terjalin dengan baik ini, sehingga proses pelaksanaan pembangunan
bisa berjalan dengan lancar." Ucap Bupati Way Kanan itu.

Pada kesempatan ini juga Adipati mengajak seluruh Umat Hindu untuk melakukan yadnya
didasarkan pada rasa tulus ikhlas, karena tanpa keikhlasan sebesar apapun yadnya yang
dipersembahkan tidak akan ada artinya. Beryadnyalah sesuai kemampuan dan keadaan,
karena tujuan beryadnya adalah menyatukan antara kehidupan vertikal dan horizontal.

"Kalau kita iklhlas beryadnya niscaya kehidupan kita akan damai. Kabupaten Way Kanan dihuni masyarakat dari berbagai suku bangsa, yang sudah tentu
mempunyai adat istiadat dan agama berbeda namun selama ini hampir tidak pernah terjadi
perselisihan. Kerukunan yang terjalin itu tidak terlepas dari peran masyarakat, tokoh agama,
dan hubungan antar umat beragama." Ujarnya.

Dilanjutkannya,"Kita semua termasuk Umat Hindu agar selalu waspada terhadap persoalan-persoalan ke-Agamaan yang sering kita dengar terjadi di daerah lain. Mari kita bersatu padu dalam
mengatasi persoalan ke-Agamaan yang bisa saja timbul di tengah-tengah masyarakat kita.
Sehingga ketenteraman antar umat ber-Agama di Kabupaten Way Kanan tetap dapat terjalin
secara baik, tanpa ada permasalahan yang timbul dalam hidup antar umat beragama.
Perbedaan faham keagamaan jangan dijadikan konflik, sebab ajaran agama adalah
persoalan keyakinan yang tidak dapat dipaksakan dan merupakan hak mutlak yang harus
dihargai dan dihormati, karena agama apapun mengajarkan untuk hidup rukun di antara
sesama manusia, walaupun berbeda keyakinan."Ungkap Bupati Bumi Ramik Ragom itu.(14N)

Adipati Hadiri Upacara Dewa Yadnya Di Bali Sadar Tengah
4/ 5
Oleh